Siapa Tokoh yang Anda Anggap Paling Mampu Perbaiki Kualitas Pelayanan Publik Jika Memimpin Asahan? lihat disini!!
Sekali klik Dapet Duit? Saya Sudah Buktikan Disini!!! DAFTAR GRATIS!!

Rabu, 19 Agustus 2009

Hutan Kota Menunggu Jadi Nostalgia....

[SeputarAsahan:19/08/09]: "Disini akan dibangun Hutan Kota". Demikian antara lain bunyi tulisan yang terpampang di areal seluas 14 HA ex HGU PT.BSP Kisaran yang jaraknya hanya 100 meter dari Kantor Bupati Asahan. Hutan Kota yang sudah dicanangkan lebih kurang dua tahun lalu, kondisinya kini terlantar.Pohon-pohon mahoni bantuan Menteri Kehutanan yang ditanam ketika itu kini tinggalah onggokan hijau yang terus berpacu dengan semak belukar. Hutan Kota terancam menjadi nostalgia dari sebuah usangnya gagasan yang tidak pernah menjadi nyata.


Padahal, jika kita masih ingat, dalam hitungan hari yang lalu Kabupaten Asahan memperoleh Piala Adipura. Jika Piala Adipura merupakan penghargaan untuk pemerintahan daerah yang mampu menciptakan serta menjaga kebersihan dan lingkungan kota yang asri (teduh), melihat kenyataan ini masihkah pantas Asahan memperoleh Adipura? Pemerintah Kabupaten Asahan perlu melakukan refleksi diri mengenai hal ini. Sebagai sebuah ide, harus diakui bahwa gagasan Hutan Kota merupakan terobosan yang cerdas dan seharusnya perlu dilanjutkan pembangunannya oleh siapapun yang meneruskan pemerintahan.

Jika Pemerintah Kabupaten Asahan nantinya masih ingin meneruskan pembangunan Hutan Kota ini, ada baiknya konsepnya di tata ulang. Hutan Kota tidak cukup diposisikan sebagai alun-alun saja, ia haruslah memberikan values added atau nilai tambah yang tinggi bagi penanaman idealisme pelestarian alam bagi masyarakat di Asahan, dan sekaligus memberikan manfaat sebagai pengembangan pariwisata, atau lebih dikenal dengan istilah ecotourism. Konsepsi seperti ini sebenarnya telah sangat berhasil diterapkan oleh seorang Bupati dari sebuah Kabupaten terpencil di Propinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Kabupaten Alor. Jika kita berkunjung di Alor, Pemerintah atau bahkan Bupatinya langsung akan mengajak setiap tamu resmi Bupati yang berkunjung untuk menanam sebatang pohon di Hutan Nostalgia. Arealnya ditata secara rapih, dan di setiap batang pohon disematkan plakat jenis tanamannya dan nama bahkan alamat orang yang menanamnya. Dinamakan Hutan Nostalgia karena memang akan memberikan kenangan tersendiri bagi tamu-tamu yang datang di Kabupaten Alor. Ketika beberapa tahun kemudian mereka berkunjung kembali ke Alor, mereka akan rindu untuk bernostalgia, melihat kembali tanaman yang dahulu pernah ditanamnya di Hutan Nostalgia. Tanah Alor-pun menjadi bagian nostalgia dari kehidupan setiap tamu-tamu yang pernah berkunjung. Jadi, jangan heran jika di Hutan Nostalgia kita akan akan menemukan nama-nama pejabat penting, sampai dengan Presiden bahkan warga negara asing tersemat di sebatang pohon yang dahulu pernah ditanamnya.

Adalah Ir.Angsgerius Takalapeta, Bupati Alor yang sudah menjabat dua periode kepemimpinan di Kabupaten Alor sebagai penggagas Hutan Nostalgia tersebut. Selama kepemimpinannya ia telah memprakarsai penanaman pohon tidak lebih dari 7.612.150 batang pohon di seluruh wilayah Kabupaten Alor, terdiri dari kenari, jambu mete, mahoni, kopi, kusambi, cendana, jati manila, mangrove, gmelina, sengon, kemiri dan tanaman langka lainnya. Hutan Nostalgia di Kabupaten Alor merupakan bentuk kreasi cerdas seorang Bupati Angsgerius, dan ini adalah satu-satunya di Indonesia.

Kita, warga Asahan juga punya Bupati yang sama-sama memimpin selama dua periode, tetapi kenapa di Kabupten Alor yang notebene daerah terpencil pada Propinsi Nusa Tenggara Timur itu bisa lahir gagasan cerdas dan birillian, tetapi di Asahan tidak? Sudah sepantasnyalah Bupati Asahan meniru best practice (contoh praktik keberhasilan) Bupati Alor dalam mencanangkan Hutan Kota dengan konsep ecotourism seperti itu? Ketimbang Hutan Kota dibiarkan terlantar, ada baiknya mulai sekarang, ditata ulang, sediakan bibit tanaman langka, plakat nama, serta petugasnya. Apalagi di Asahan sudah ada Asahan Budidaya Gaharu yang menyediakan bibit-bibit gaharu untuk tabungan masa depan anak-anak Asahan. Ini tentu saja perlu dilestarikan. Oleh karena itu, mari ajak setiap tamu kedinasan yang datang dari Luar Asahan untuk menanam sebatang pohon di Hutan Kota atau lebih tepatnya Hutan Nostalgia, atau Hutan Memori, atau apapun itu namanya, agar esok atau lusa mereka memiliki kerinduan untuk berkunjung kembali ke Asahan.

Keterangan Photo:
Photo 1: Areal Hutan Kota Kabupaten Asahan, sumber; Seputar Asahan
Photo 2: Piala Adipura Asahan, sumber; Seputar Asahan
Photo 3: Kunjungan Kepala Pusat Perpustakaan Nasional ke Hutan Nostalgia, sumber: http://www.pnri.go.id/





1 komentar:

  1. Sebagai warga asli Kampung Utan, Ragunan Jakarta Selatan...dimana dulu nuansanya jungle abiiiisssss, tarzan + citeehhh dan jean

    pi sekarang beda....
    Namanya juga hutan kota, jadi isinya hutan yah kota...beda sama kota hutan, kota isinya hutan...
    pak dimas tinggal di mana? kota hutan atau hutan kota, pi dah gak gelantungan yah pak :P

    BalasHapus

Lihat Page Rank Blog Anda :
dipersembahkan oleh Page Rank Checker