Serba Serbi Perjalanan Perantau Asahan,
Inilah kisah sebuah ironi di negeri berjuluk jamrud khatulistiwa. Kukisahkan ke dalam satu anekdot untuk menjadi perenungan kita semua. Alkisah.... Seorang lurah menegur seorang warganya karena pada tanggal 17 Agustus 2005 baru lalu warga tersebut tidak memasang bendera di depan rumahnya. Sang Lurah berkata : "Mengapa kamu tidak pasang bendera? Apakah kamu sudah tidak cinta lagi dengan tanah air mu?" Dengan sangat enteng si warga yang kebetulan orang berdarah batak itu menjawab : "Bah, cemana pula aku mau cinta sama tanah air pak ! Sedangkan tanah saja aku sewa dan air aku beli!" Dengan menggeleng-gelengkan kepalanya yang penuh tanda tanya itu Sang Lurah meninggalkan si Warga tersebut.
hahaha... ada2 aja..
BalasHapusweleh2
BalasHapuskalo dipiki
r2 emg bener c
kalo cinta kok dibebani??
gitu aja kok harus repot???
*mengutip kata2 gus dur
eCHo
evan_howles@yahoo.co.id
Wah, sob saya orang Asahan loh, tepatnya di pulau Raja. Bagus2 artikelnya sob ...
BalasHapusMampir balik n beri komen di salah satu postingan ku ya!
hihihi... aku bisa ngebayangin bagaimana wajah si lurah waktu ngedenger alasan warganya itu... pasti persis kayak lampu bangjo di perempatan... kaciannnnnnnn....
BalasHapushihihi...begitulah nasib jadi perantauan.tapi di mana pun kita berada kita harus tetap cinta tanah air. PEACE sesama perantau !
BalasHapusdari cuplikan cerita diatas tadi itu sebenarnya mngambarkan sebagian emosi dr rakyat kecil terhadap pemerintah.
BalasHapussejauh apa sih bapak2 yg duduk di kursi terhormat negeri ini memperhatikan rakyatnya?.
kita tdk bisa menyalahkan warga tadi tersebut,tapi kita juga tidak boleh membiarkan sampai semua org seperti cerita anekdot tersebut. :)
Nggak ada yang gratis ya sob ?
BalasHapuslumayan menyentil juga nih kisahnya
BalasHapushehehehe
bagussssss...
salam .......
BalasHapusterimah kasih bang atas silaturrahminya.....
bang beginilah nasib..bangsa..katanya merdeka
tidak ada arti dikamus bahasa indonesia arti MERDEKA bang.....